Polres Batu – Dalam rangka kunjungan kerja Gubernur Jatim ke Pemandian Air Panas Cangar Desa Sumberbrantas Kec. Bumiaji Kota Batu, Kapolres Batu AKBP Oskar Syamsuddin bersama PJ Walikota Batu dan Forkopimda Kota Batu turut hadir mendampingi Ibu Khofifah Indar Parawansa selaku Gubernur Jawa Timur melaksanakan kegiatan “Sapa Masyarakat Konservasi Bersama Gubernur Jawa Timur,” Minggu (24/12/2023).
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Kalaksa BPBD Prov. Jatim, Sekda Provinsi Jatim, Asisten dan OPD Provinsi Jawa Timur/Bakorwil Malang, Pengurus Hippam (Pasuruan, Malang, Mojokerto dan Bumiaji) serta Kepala Desa undangan. Dan kegiatan ini dihadiri kurang lebih 200 Orang.
Laporan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Dr. Ir. Jumadi., M.MT kepada Gubernur Jatim, terkait apresiasi kepada Pj Walikota Batu karena perkembangan pembangunan kawasan wisata di Tahura sebagai peningkatan perekonomian masyarakat. Dan juga apresiasi kepada seluruh Kepala Desa dan instansi terkait dalam penanganan Karhutla di beberapa Hutan kebelakang.
Gubernur Jatim didampingi Setda Prov Jatim juga memberikan secara simbolis Piagam penghargaan kepada para pihak yang berperan dalam penanganan kebakaran hutan di kawasan Tahura Raden Soerjo yang meliputi 8 Instansi Pemerintahan (Kapolres Pasuruan, Dandim 0819 Pasuruan, Kalaksa BPBD Prov. Jatim, Kalaksa BPBD Kab. Pasuruan, Kalaksa BPBD Kab. Mojokerto, Kalaksa BPBD Kab. Malang, Kalaksa BPBD Kota Batu, dan Kadinsos Kota Batu) serta kepada 2 Perusahaan yakni Taman Safari Indonesia Prigen dan Kaliandra Resort.
Piagam penghargaan juga diberikan kepada 10 Kepala Desa yakni (Kades Sumberbrantas, Kades Claket, Kades Kemiri, Kades Ngembat, Kades Dilem, Kades Padusan, Kades Cembor, Kades Ketapanrame, Kades Jatiarjo, dan Kades Dayurejo.
Dalam sambutannya Gubernur Jawa Timur mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan penguatan dalam dedikasi penanganan Karhutla.
“Saya ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan penguatan dalam dedikasi penanganan Karhutla, hadiah yang disampaikan ini tidaklah berarti apa-apa dibanding pengabdian dari seluruh pihak,” terangnya.
“Jika seluruh kota berbentuk seperti di lokasi ini maka tidak akan ada masalah dengan paru-paru dunia, maka yang memiliki lokasi seperti disini harus banyak bersyukur,” imbuhnya.
“Kami juga berharap kepada Pak Sarmin sebagai wakil investor pengembangan kawasan wisata disini, untuk tetap menjaga kelestarian alam meskipun akan dikembangkan,” harap Gubernur Jatim.
Gubernur Jatim juga menyampaikan bahwa pohon-pohon yang dibagikan itu akan ditanam untuk rehabilitasi Gunung Arjuno-Welirang pasca terbakar. Dimana sebelumnya, pada Agustus lalu telah dilakukan upaya gabungan bersama BNPB, stakeholder terkait dan seluruh elemen masyarakat untuk memadamkan api.
“Dalam proses pemadaman itu, tidak bisa hanya mengandalkan proses secara alami. Maka kami disupport berbagai pihak tersebut untuk melakukan pemadaman karhutla,” tutur Gubernur Khofifah.
Dia menambahkan, setelah proses pemadaman itu rampung, maka tugas selanjutnya adalah mengembalikan ekosistem. Selain secara manual dengan melakukan penanaman 7.000 bibit pohon. Juga akan dilakukan aerial seeding, merupakan teknik penanaman dengan cara penaburan benih dari udara menggunakan pesawat terbang atau helikopter.
“Tahun 2019 lalu aerial seeding sudah pernah kami lakukan. Dibantu oleh armada dari Lanud Abdurrahman Saleh. Hal ini akan kami lakukan lagi untuk mengembalikan ekosistem Gunung Arjuno-Welirang,” tuturnya.
Lebih lanjut, Gubernur Khofifah juga berpesan, apabila kerhutla itu disebabkan oleh alam, maka harus dibangun adaptasi yang lebih kuat dengan alam. Namun jika disebabkan karena perilaku manusia. Dia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga daya dukung alam dan lingkungan.
“Jaga hutan kita. Ini adalah paru-paru dunia. Maka membangun kembali komitmen untuk bisa mengembalikan ekosistem hutan adalah hal utama,” tutur dia.
Gubernur Khofifah juga mengajak seluruh pihak, untuk terus menjaga hutan dan melestarikan hutan. “Saya ini suka naik gunung dan sering naik gunung. Saya tidak pernah mengambil satu biji pun Anggrek yang pernah saya temui di gunung. Karena itu, kalau ada karhutla, pasti hati saya menangis. Karena saya menyayangi hutan,” imbuhnya.