SURABAYA – Kebijakan pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi disikapi oleh sebagian besar masyarakat di Jawa Timur dengan biasa saja.
Bahkan sebelum kebijakan penyusaian itu ditetapkan, para aktivis Mahasiswa Surabaya membuat Focus Group Discussion (FGD) dengan mengambil tema “Telaah Kebijakan Penyesuaian Harga BBM Dalam Perspektif Sosial Ekonomi” di Suzana Corner Dinoyo Surabaya,pada Kamis (1/9/2022) yang lalu.
“Jadi diskusi bersama ini sebagai media alternatif bagi para aktivis sehingga tidak melulu gerakan mahasiswa harus di jalanan, dan harapannya kita bisa saling bertukar pandangan dan muncul gagasan yang solutif” kata Yodi seperti dikutip dari media BeritaJatim
Yodi menjelaskan bahwa sebagian besar dari peserta ternyata cukup memahami terhadap rencana kebijakan pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM.
Begitu pula Puluhan anggota organisasi masyarakat (Ormas) Garuda Kencana Nusantara Indonesia (GKNI) Surabaya, menggelar aksi damai di wilayah Tandes, Surabaya, menyikapi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar, Jumat (2/8/2022) sore.
Dalam aksinya, mereka membagikan brosur yang berisi tulisan ajakan terhadap masyarakat untuk menyikapi hal tersebut dengan kepala dingin. Selain itu, juga berisi tabel yang menunjukkan harga BBM di Indonesia masih murah dibanding Hongkong, Singapura, Thailand dan Vietnam.
“Maka dari itu, mari kita mendukung program pemerintah ini untuk melanjutkan hidup berbangsa dan bernegara. Kenaikan BBM ini untuk semua masyarakat. Mari kita bersama-sama mendukung apa yang sudah diprogramkan oleh pemerintah,” ajak Ketua GKNI Surabaya, Muadi dikutip dari media Realita dan Zona Surabaya.
Tak ketinggalan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia Wilayah Jawa Timur (IKAPPI Jatim) juga mendukung sepenuhnya kebijakan pemerintah terkait penyesuaian harga BBM bersubsidi dengan tujuan pemulihan ekonomi rakyat.
Hal tersebut seperti disampaikan oleh ketua IKAPPI Jatim Agus Susilo dalam acara sosialisasi rencana penyesuaian harga BBM dalam rangka pemulihan ekonomi di Surabaya.
“Kami dukung sepenuhnya apa yang menjadi kebijakan pemerintah. Pemerintah tentu sudah menghitungnya, namun yang kami harapkan agar pengalihan subsidinya bisa tepat sasaran untuk menjaga daya beli masyarakt,” terang Agus Susilo dikutip dari tvone news,Kamis (1/9/22) yang lalu.
Begitu pula sikap dari DPC Organisasi Angkutan Darat (Organda) Tuban tak menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah,
“Kami tidak menolak kenaikan BBM, karena kondisinya memang demikian,” ujarnya dikutip dari Tribun Jatim, Minggu (4/9/2022).
Keputusan pemerintah menaikkan harga sejumlah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) juga ditanggapi santai oleh sebagian warga Kota Malang. Asal stoknya tak langka, warga tak resah dengan adanya kenaikan harga.
Bahkan di sejumlah SPBU, seperti SPBU Universitas Muhammadiyah Malang dan SPBU Soekarno Hatta di kecamatan Lowokwaru hanya ada antrean yang wajar, ekornya tak sampai mengular ke jalan raya.
Seorang pengendara motor lain bernama Samani juga mengungkapkan hal yang sama. Baginya, yang terpenting stok BBM tidak sampai kosong. Sebab yang susah adalah ketika harga dinaikkan, tetapi BBM langka.
“Sudah biasa, yang penting persediaan BBM tidak langka,” ujarnya saat diwawancarai wartawan RRI Malang,Sabtu (3/9/22).
Beberapa sopir angkutan barang di wilayah Kabupaten Magetan yang kendaraannya berbahan bakar solar mengaku tak mempermasalahkan, namun beda respons terhadap kenaikan harga Pertalite dan Pertamax.
Salah satunya Suwarno, pengemudi pikap angkutan sayur mayur yang saat itu baru paham bahwa solar yang digunakan untuk bekerja tiap harinya ternyata naik dari Rp5.150 per liter jadi Rp6.800 per liter.
“Ya baru tahu jika naik hari ini pas mau ngisi solar. Tapi nggak masalah, ini bisa kami maklumi, toh naiknya gak sampai dua ribu rupiah. Jika gak naik malah pasokan tidak lancar sehingga harus ngantri menghabiskan waktu. Kami malah rugi waktu dan tenaga,” kata Suwarno dikutip dari Berita Jatim, Sabtu (3/9/2022).
Tak ketinggalan, J.B Amiranto akademisi UNTAG juga menegaskan, kenaikan harga BBM tidak dapat terhindarkan sebagai akibat dari ekonomi global.
Hal itu seperti ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi rencana penyesuaian harga BBM dalam rangka pemulihan ekonomi di Surabaya yang diadakan oleh Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Jawa Timur pada Kamis (1/9/22) yang lalu.
“Tentunya pemerintah telah menghitung, dan ini juga sebagai efek domino dari dampak ekonomi global, terutama perang Rusia dan Ukraina,”ujar Amiranto.
Ia berharap subsidi bisa tepat sasaran,karena Subsidi tepat sasaran tentu akan dapat menyelematkan masyarakat rentan,.
“Subsidi tepat sasaran tentu akan dapat menyelematkan masyarakat rentan, sehingga ekonomi dapat terus bergerak,” pungkasnya. (**)