Polres batu -Rangkaian upacara bendera Hari Pahlawan 10 Nopember di SDN Pandesari 2 Pujon, Kabupaten Malang sangat spesial. Sebab, peserta upacara memakai baju adat seluruh daerah di Indonesia. Selain itu kegiatan yang diikuti ratusan peserta didik, juga dihadiri Danramil Kapten Infantri Tartib berseta Anggota, Kapolsek AKP Budi beserta Anggota.
Pembina upacara Sertu Slamet Haryono dalam sambutannya mengatakan, hari pahlawan merupakan momentum untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan. Semangat juangnya yang pantang menyerah agar bisa mengilhami kita semua. Tetap menjaga kerukunan, kekompakan walau berbeda suku dan agama.
“Jasa-jasa para pahlawan akan terus kita kenang sepanjang masa. Agar para siswa didik bisa mengaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari. Dengan semangat belajar, berbakti pada orang tua, pada agama, pada nusa dan Bangsa,” pinta Sertu Slamet Babinsa desa Pandesari.
Sementara Ketua Komite sekolah Bimardi punya makna yang berbeda tentang peringatan hari pahlawan. Dirinya mengatakan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Namun sebutan itu tidak sepadan dengan pendapatan yang diperoleh guru tidak tetap (GTT). Padahal GTT juga punya tugas dan beban yang sama dengan guru yang sudah PNS.
“Terkadang saya kasihan melihat perjuangan GTT. Padahal gaji mereka hanya berkisar Rp.300 ribu – Rp.400 ribu per bulan. Ini sangat memprihatinkan,” cerita Bimardi dengan menghela nafas dalam-dalam.
Dengan gaji sebesar itu lanjut dia, GTT di SDN Pandesari 2 tetap samangat mendidik siswa siswinya. Terbukti, selama enam tahun berturut turut SDN Pandesari 2 mendapat nilai UN tertinggi se-Kecamatan Pujon. Karena kwalitas GTT dan guru PNS hampir sama.
“Kami sebagai ketua komite selalu rapat komite setiap tiga bulan sekali. Apa yang mejadi kendala di sekolah selalu kita bicarakan bersama jalan keluarnya yang terbaik. Semua kami lakukan demi kemajuan sekolah, tidak ada tujuan lainnya. Setiap bulan komite ikut membantu kebutuhan sekolah, termasuk gaji GTT” sambung dia.
Bimardi juga berharap, agar walimurid juga memahami dengan kondisi tersebut. Agar tidak serta merta, pendidikan anaknya diserahkan sepenuhnya pada guru. Disekolah hanya 6 – 7 jam, selebihnya ada dipengawasan orang tua. Sehingga Guru dan orang tua harus terus bersinergi, dengan siswa akan berprestasi.