KOTA PASURUAN – Muhammad Sholeh Marzuqi (14), anak sulung korban satu keluarga yang tewas tertabrak kereta api (KA) menerima santunan dari Jasa Raharja.
Total santunan yang diberikan kepada Sholeh selaku ahli waris yakni Rp 112 juta.
Santunan diberikan langsung ke Sholeh di Kantor Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, Selasa (3/1/2023).
Saat menerima santunan, Sholeh mengenakan baju koko, sarung dan peci itu lebih banyak diam.
Wajah kesedihan setelah keluarganya tewas tertabrak kereta api Tawangalun tampak masih belum hilang.
“Santunan kematian untuk kedua orang tuannya masing-masing Rp 50 juta. Untuk adik-adik masing-masing Rp 4 juta. Totalnya Rp 112 juta,” kata Kepala Cabang Utama Jasa Raharja Jawa Timur, Eva Yuliasta.
Selain menerima bantuan Jasa Raharja, Sholeh juga diangkat anak asuh Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Raden Muhammad Jauhari.
Dengan demikian, Sholeh akan menerima dukungan biaya pendidikan dari Polres Pasuruan Kota jajaran Polda Jatim ini.
“Semua biaya ke depan, termasuk pendidikan, saya secara pribadi siap membiayai sampai ananda Sholeh lulus sekolah dengan harapan berguna bagi bangsa dan negara,” kata Kapolres Pasuruan Kota.
AKBP Jauhari menambahkan, kecelakaan di perlintasan kereta api tanpa palang pintu sudah sering terjadi. Hal ini harus menjadi perhatian semua stakeholder.
“Ini tanggung jawab kita bersama. Semua stakeholder bertanggung jawab atas kejadian ini. Baik dari pembenahan sarana prasarana, petugas yang ditempatkan, termasuk kepolisian juga melakukan penyelidikan untuk memastikan siapa yang bertanggung jawab,”ungkap AKBP Jauhari.
Sebelumnya, kecelakaan melibatkan Kereta Api (KA) Tawangalun terjadi di Rejoso, Kabupaten Pasuruan.
Lima orang yang diketahui satu keluarga naik satu sepeda motor tewas di lokasi akibat tertabrak KA.
Insiden tragis ini terjadi di perlintasan KA tidak berpalang pintu di KM 69+3/4 petak jalan Pasuruan-Rejoso, Dusun Kasuran, Desa Rejoso Lor, Sabtu (31/12/2022) pukul 18.31 WIB.
Kelima korban adalah orang tua Muhammad Said (42), Mina Qumairi (32), dan dua anaknya Anisah Choiril Waro (12), Faiqatul Himmah (6) dan Muhammad Faizin (5).
Mereka dimakamkan berdampingan, Minggu (1/1/2023). Sedangkan anak sulung bernama Muhammad Sholeh Marzuqi saat peristiwa kecelakaan sedang berada di pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Bangil. (*)